Rabu, 30 November 2011

RASA TANPA NAMA

Jatuh cinta dengan pria yang mungkin belum ku kenal,
jatuh cinta dengan pria yang mungkin tidak bisa ku deskripsikan bagaimana sifat dan karakteristiknya.
Yang kutahu saat itu hanya jatuh cinta.
Hari pertama seperti kencan pertama itu… Mungkin terasa aneh bagi sebagian orang, tetapi mengingat hari itu buatku tersenyum sendiri. Melihat tanggal itu di kalender meja ku, buat ku tersenyum dan menuliskan gambar hati pada tanggal itu. Itulah tanggal pertama bagi ku dekat dengannya yang sekarang kusadari hari itu tidak akan datang lagi untuk kedua kalinya.

Ku tak ingin hari itu berlalu cepat, ku tak ingin melupakan hari itu. Hari yang selalu kurindukan. Hari dimana dia datang terburu-buru hanya karena tidak ingin kehilangan waktu bersama ku. Hari yang memulai hari-hari jadi lebih berbunga seperti taman bunga yang sedang mekar pada musim semi.
Tanya ku dalam hati, akankah hari yang sama akan terulang? Mungkin tidak, mungkin pula iya. Betapa senangnya hati ini ketika sadar hari itu awal hari-hari kebahagiaan berikutnya. Sejenak ku menarik nafaas dalam-dalam apakah benar yang kurasa?
Hari pertama kali aku berjalan dengannya disampingku. Hari aku berjalan kaki cukup jauh dengan teriknya matahari yang membuatnya tertawa meilhatku kelelahan dan kepanasan.
Hari dimana ku tidak dapat berkata-kata seperti biasanya. Bukan bisu bukan pula gagap, tapi dapat kurasakan degup jantung ku yang tidak seperti biasanya. Degup jantung yang tidak biasanya ketika ku berhadapan dengan seseorang. Tiba-tiba saja ku kehilangan kemampuan ku untuk berbicara dengan orang lain.
Hari aku tidak mengerti arti dari yang kurasakan. Hari berikutnya ku lalui dengan rasa yang sama, degup jantung yang sama ketika berhadapan dengannya. Ku bertanya dalam hati, apa benar ini cinta seperti yang dikatakan orang-orang tentang cinta. Sama seperti yang diceritakan teman-teman ku yang sedang jatuh cinta. Ya,.. sama indahnya..
Hari yang membuatku merasa lebih baik. Buat ku merasa masalah-masalah yang ada dalam hidup ku bisa kuatasi. Melihatnya buat ku lebih baik. Mendengar suaranya buat ku lebih baik. Cinta ini ternyata buat ku menjadi lebih baik.
Semakin hari rasa ini semakin nyata kurasakan, tapi ku tak tahu apa yang dirasakannya sampai ku berhadapan pada satu saat yang membuat ku ingin memberhentikan waktu untuk sesaat.
Ia menyatakan perasaannya….
Aku suka kamu…
Tiba-tiba saja pikiran ku kosong, ku ingin bertanya dulu ke orang yang ada disamping ku tentang apa yang kudengar, tapi tidak satupun ada disana. Hanya ada dia dan aku…
Ku termangu, dan dia mengulang lagi apa yang dikatakannya.
Aku suka kamu…
Ku tak dapat mengatakan apa-apa. Ini pertama kali bagi ku dan tidak pernah menyatakan perasaan ku sendiri kepada orang lain seperti ini.
Rasanya ku ingin berteriak hingga semua orang dengar kalau aku bahagia …
Dan aku benar-benar jatuh cinta…
Ku berharap hari-hari seperti ini tidak pernah berlalu cepat…

Hari dimana aku memilikinya. Kusadari ku bahagia dan ku tak dapat menahan rasa ini, rasa ingin terus bertemu dengan seseorang yang begitu kurindukan setiap saat.
Kusadari hari-hari ini adalah hari-hari ku jatuh cinta. Setiap hari merasa seperti baru jatuh cinta.
Matanya adalah mata yang paling ingin aku lihat kapan pun itu. Sosoknya adalah sosok yang selalu aku rindu di sela-sela kesibukan ku. Semuanya ingin kulewati dengannya saat ini, setiap momen ingin ku bagi dengannya. Benar yang dikatakan orang bahwa bukan mencintai karena membutuhkan tetapi membutuhkannya karena kita mencintai.

Hari dimana aku ingin mengetahui segala sesuatu tentangnya, bahkan hal-hal yang mungkin tidak bisa diterimanya sendiri. Hari dimana aku ingin menjadi tempatnya meluapkan emosi dan perasaannya, hanya kepada ku saja.
Hari itu hari dimana aku dimarahi olehnya tetapi ku dapat tetap tersenyum, karena mengetahui dia marah untuk kebaikan ku dan dia. Hari dimana ada pertengkaran tetapi ku tersenyum dalam hati bahwa hal-hal seperti ini semakin membuatku mencintai dan akan selalu merindukannya. Aku belajar tentang pengertian, kesabaran, dan kasih sayang. Hari dia mengomel dan ku tetap diam mendengar ocehannya, hari itu hari dimana ku ingin selalu menjadi tempat curahan hatinya untuk selamanya.

Hari yang membuatku sedih melihat sikapnya, sedih mengetahui keadaannya yang tidak dapat kusampaikan, sedih mengetahui segala sesuatu yang cukup sulit dia hadapi dalam hari-harinya. Hari itu aku menangis, dia melihat ku menangis dan memberikan pelukannya. Ku  melihat wajahnya, kulihat ia pun mengeluarkan air matanya. Hari itu aku merasa pedih dalam hati. Hari dimana aku mengetahui, dia pria yang kucintai adalah orang yang paling kesepian yang pernah kutemui. Semenjak hari itu, ku tak ingin meninggalkannya sendirian.

Hari dimana aku melupakan semua mimpi-mimpi ku. Melupakan sejenak tentang rencana masa depan dan karir ku. Sebelum hari itu, banyak hal yang ingin kucapai. Tetapi, hari itu mengajarkan banyak hal. Membuatku berhenti dan beristirahat sejenak dari mimpi-mimpi itu. Hari-hari itu meyakinkan ku untuk mengubur mimpi-mimpi itu. Hari itu membisik ku untuk tetap berada di sisinya.

Hari itu hati ku sakit mendengarnya mengatakan bahwa ia tak pantas untuk ku. Aku terlalu baik bagi pria seperti dia. Kembali ku meneteskan air mata, ku hanya ingin dia tahu dan mengerti bahwa aku mencintainya dengan tulus. Kembali ku mendengar kalimat itu, tiba-tiba ku merasa akulah yang tak pantas untuknya.
Hari itu aku sadar, aku semakin mencintai pria yang dianggap oleh teman-teman ku pria aneh. Semua mengatakan dia aneh, tapi bagi ku dia tetap orang yang ku cintai. Pria yang selalu kubanggakan.
Akhirnya hari itu membuatku menangis tanpa tahu harus berbuat apa.

Hari dimana aku mengalami banyak hal yang mungkin membuatku nanti harus meninggalkannya demi dia. Ku bertanya dalam hati, apakah yang harus ku lakukan? Ku berusaha bertahan dengan rasa ini, bertahan dengan apa yang ada. Ku tak ingin melepaskannya, karena ku yakin dengan perasaan ini. Keadaan membuat ku merasa terguncang, timbul kekacauan dalam pikiran dan hati ku. Ku tiba-tiba meragukan perasaannya. Meragukan hari-hari yang telah terjadi.

Hari itu, aku bertahan. Tetapi dia berpikir untuk kebahagiaan ku dan mungkin juga untuk kebahagiaannya. Hari itu, ku harus melepaskannya.
Waktu terasa cepat berlalu…
Kini semua berlalu, berlalu dengan begitu cepatnya…
Kadang, ku tak ingin percaya semua ini. Kadang, ku tak bisa menerima semua ini. Kadang, kutak bisa mengerti mengapa ada rasa seperti ini jika hanya untuk sementara.
Ku bertanya dalam hati lagi, mengapa disaat ku menaruhnya ditempat yang terdalam, dia membuat ku merasa semuanya hanya untuk sementara? Jika memang ini hanya untuk sementara, jika memang ku hanya bisa mengenalnya sebatas teman, jika memang ku hanya bisa mencintainya untuk sementara, jika memang rasa ini bukan untuk selamanya, jika rasa yang kurasakan ini tidak seharusnya ada, kenapa cinta perlu hadir disaat cinta itu ternyata bukan cinta yang bisa mencintai dan dicintai untuk selamanya. Mengapa cinta itu datang tanpa harus ada persetujuan dari hati yang memiliki cinta? Mengapa cinta itu dimulai disaat perasaan tidak sungguh-sungguh ingin mencintai?
Tetes air mata ku tak tertahankan terjatuh dengan sendirinya. Ku tak dapat menahan rasa ini, rasa dimana aku tahu kalau aku kehilangan cinta yang aku kenal.

Apa kabar mungkin lebih cocok.
aku harap kau baik-baik saja, mungkin lebih baik dari yang kukira dan kuharapkan.